Selasa, 25 Maret 2014

makalah ilmu kalam



KATA PENGANTAR
Alham dulilah segala puji syukur kita hanturkan kepada allah SWT semesta alam, yang telah memberikan kita kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan aktifitas dengan segalam manfaat yang ada, yang telah memberikan kita kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan kecerdasan itu kita dafat menyusun makalah ini hinga makalah ini dapat dibaca. Memberikan karya-karya terbaik kita untuk agama, bangsa dan tanah air. Shalawat serta salam tak lupa kita hanturkan kepada junjungan kita nabi muhamad SWA beserta keuarganya, sahabatnya, dan orang-orangn yang selalu istiqomah.
               Dengan selesainya makala ini, kami mengucapkan terimah kasih kepada dosen pembimbing. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
                                                                          

                                                                           Benkulu, 11 juni 2013
                                                                                       Penyusun









BAB I
PENDAHULUAN

A.    latar belakang
dimasa ini kita banyak menemukan berbagai macam paham-paham yang dianut oleh masyarakat kita . semua itu terjadi bukan karena beragamnya islam sendiri tapi beragamnya pengertian islam dari berbagai penganutnya.
Setiap pemikiran akan berdampak pada pemeluknya sehingga sehinga menyebabkan fanatisme yang berlebih untuk membelah apa yang mereka yakini. Tak hanya itu, sering terjadi perselisihan antara pengikut paham lainya. Pengetahuan tentang paham-paham yang beredar di Indonesia umumnya ataupun disekeliling kita.
Perlahan tapi pasti hanya keimanan dan ketakwaan yang mamfu menyelamatkan kita dan mampu membawah kita bertemu dengan zat yang selalu kita harapkan untuk bertemu dengan-nya.

B.     Rumusan masalah
hal-hal yang akan di bahas dalam makalah ini ialah bagaimana seluk beluk dari paham jabariah itu sendiri?

C.Tujuan
dapat memahami paham jabariyah dan menyebutkan pemikiran teologinya, dapat memahami paham jabariyah dan menyebutkan aliran-aliranya.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah munculnya jabariyah

Kata jabariyah berasal dari kata jabarah yang berarti memaksa. Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskanya melakukan sesuatu. Kalau dikatakan, alllah mempunyai sipat-sipat aljabar (dalam bentuk mubalaqhal), itu artinya allah maha memaksa . ungkapan insane majbur (bentuk isim maf’ul) mempunyai arti bahwa manusia dipaksa untuk terpaksa. Selanjudnya, kata jabara (bentuk pertama) memiliki arti suatu kelompok atau aliran (isme). Dalam bahasa inggris, jabariyah disebut fatalism atau predisnation. Dalam kamus jhon. M .echos, pengertian fatalism adalah kepercayaan bahwa nabi menguasai segala-galanya sedangka predisnation adalah takdir.[1] Secara makna secara umum adalah bahwa perbuatan manusia  telah ditentukan oleh qodo dan qodar tuhan.
Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini diduga telah ada sejak sebelum agama islam datang kemasyarakat arab. Kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara telah memberikan pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang sangat tidak bersahabat dengan mereka pada waktu itu. Hal ini kemudian mendasari mereka untuk tidak bias berbuat apa-apa, dan menyebabkan mereka semata-mata tunduk dan patu kepada kehendak tuhan.[2] Dalam dunia yang demikian, mereka tidak banyak melihat jalan untuk merubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keiginan mereka sendiri. Mereka merasa dirinya lemah dan tidak berkuasa dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan hidup yang ditimbulkan suasana padang pasir. Dalam kehidupan sehari-hari. Mereka banyak tergantung pada kehendak nature. Hal ini membawa mereka pada sekap patalistis.[3]
Paham al-jabar, kelihatanya titonjolkan buat yang pertama kali dalam sejarah teologi islam oleh al-ja’d ibn dirham. Tetapi yang menyiarkanya adalah jahm ibn safwan dari khurasan. Jham yang terdafat dalam aliran jabariyah sama dengan jhm yang mendirikan golongan al-jahmiyah dalam kalangan murji’ah sebagai sekretaris darisyuraih ibn al-harits, ia turut dalam gerakan melawan dalam kekuasan bani ummayah. Dalam perlawanan itu jahm sendiri dapat ditangkap dan kemudian dihukum bunuh ditahan 131 H.[4]
Sebenarnya benih –benih faham al-jabar sudah muncul jauh sebelum kedua tokoh diatas . benih-benih itu terlihat dalam peristiwa sejarah berikut ini. Suatu ketika nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar dalam masalah taqdir tuhan. Nabi melarang mereka untuk memperdebtkan persoalan tersebut , agar terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat tuhan mengenai taqdir.
Khalipa umar bin hatab pernah menangkap seorang yang ketauaan mencuri. Ketika diintrerograsi, pencuri itu berkata, tuhan telah menentukan aku mencuri mendengar ucapan itu, umar marah sekali dan mengangap orang itu telah berdusta kepada tuhan. Oleh kerena Itu, umar memberikan dua jenis hukuman kepada pencuri itu. Pertama, hukumaan potong tangan karena mencuri, kedua hukuman dera karena mengunakan dalil takdir tuhan.
Khalipah ali bin abu thalib sesuai perang siffin ditanya oleh seorang tua karena kadar ketentuan tuhan dalam kaitanya dengan pahala dan siksa. Orang tua itu bertanya, bila perjalanaan menuju perang siffin itu terjadi dengan qoda dan qodar tuhan , tak ada pahala sebagai balasanya. Ali menjelaskan bahwa qadha dan qadar bukanlah paaksaan tuhan. Ada pahala dan siksa sebagai balsan amal perbuatan manusia. Sekiranya qadha dan qadar itu merupakan paksaan, batallah pahala dan siksa, gugur pula makna janji dan ancaman tuhan , serta ada celaan allah atas pelaku dosa dan pujianya bagi orang-orang yang baik.
Pada pemerintah bani umayah. Pandangan tentang aljahar semakin mencuat kepermukaan . abdulah bin abas, melalui suratnya memberikan reyaksi keras kepada penduduk syiriyah yang diduga berpaham jabariyah.[5]
Paparan diatas telah memberikan bahwa benih-benih faham-faham jabariyah telah lahir semenjak rasullah masih hidup dan berkembang semakin komplek setelah beliau wafat bahkan ketika pemerintahan umar dan ali meluas hingga masa kekuasaan bani umayah.
Berkaitan dengan munculnya aliran jabariyah, ada yang mengatakan bahwa kemunculanya diakibatkan oleh pengaruh pemikiran asing, yaitu pengaruh agama yahudi bermazhab qurra dan agama Kristen bermazhab yacobit.[6] Namun, tampa pengaruh asing itu, faham aljabar akan muncul juga dikalangan umat islam. Didalam alquran sendiri terdapat ayat-ayat yang dafat menimbulkan faham ini, misalnya.
 (QS al-an’am 6:11)
Artinya: kalau sekiranya kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang dengan mereka dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu kehadapan mereka (498), niscaya mereka tidak (juga) akan beriman kecuali jika allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
(Q.S. al-anfal 8:17)
17. Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
(Q.S al-insan 76:30)
artinya: dan kamu tidak mampu (menempu jalan itu), kecuali bila dikehendaki allah . sesungguhnya allah maha mengetahui lagi maha bijaksana.

B. Para pemuka dan dokrin aliran jabariyah         
Sebelum membahas lebih jauh tentang pemuka dan dokrin jabariyah, maka perlu dipahami dengan saksama , jika terdapat beberapa penggolongan tentang aliran- aliran dalam islam, sebagaimana yang dikutif oleh hanafi dalam bukunya as-syihritsani. pengolongan tersebut sebagai berikut:
1.      sifat-sifat tuhan dan pen-Esaan sifat. Perselisian tentang pokok persoalan ini menimbulkan aliran-aliran asy-ariyah, karamiyah, mujasimah, dan mu’tazilah.
2.      Qadar dan keadaan tuhan. Perselisian tentang soal ini menimbulkan golongan-qolongan qodariyah, nijariyah, jabariyah.
3.      Sama, dan akal (maksudnya apakah kebaikan dan keburukan hanya diterima dari syarah, atau dapat dikemukakan akal pikiran), keutamaan nabi dan imamah (khalifah). Persoalaan ini menimbulkan aliran:syiah khawarij, mu’tazilah, karramah dan asy’ariyah, [7]dari pergolongan beberapa aliran tersebut, jabariyah masuk pada ranah pembahasan qadar, untuk lebih memahamkan bagaimana jabariyah memandang qadar, maka akan tersajikan pada pembahasan dibawah ini serta para pemuka kedua golongan tersebut adalah:
Ø  Jahm bin shafwan
Nama lengkapnya adalah abu mahrus jahm bin safwan, ia berasal dari khurasan, bertempat tingal di kupah: ia seorang da’I yang pasih dan lincah (otrator): ia menjabat sebagai sekretaris harits bin surais, seorang mawali yang menentang pemerintah bani umayah di khurasan.
Adapun dokrin jham tentang hal-hal yang berkaitan dengan teologi adalah:
1.      Manusia tidak mamfu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. Pendapat jahm tentang keterpaksaan ini lebih terkenal disbanding dengan pendafatnya surge dan neraka, konsep iman, kalam tuhan, meniadakan sifat tuhan, dan melihat tuhan diakhirat.
2.      Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini, pendapatnya sama dengan konsep iman yang diajukan kaum murjiah.
3.      Kalam tuhan adalah mahluk al-quran adalah mahluk yang dibuat sebagai suatu yang baru (hadis). Adafun pahamnya tentang melihat tuhan, jahm berpendafat bahwa, tuhan sekali-kali tidak mungkin dapat dilihat  manusia di akhirat kelak.
4.      Surge dan neraka tidak kekal. Tentang keberadaan surge neraka, setelah manusia mendapatkan balasan di dalamnya, akhirnya lenyaplah surge dan neraka itu. Dari pandangan ini nampaknya jahm dengan tegas mengatakan bahwa, suga dan neraka adalah suatu tempat yang tidak kekal.[8]


Ø  Ja’ad bin dirham
Al-ja’d adalah seorang maulana bani hakim, tinggal didamaskus, ia dibesarkan didalam lingkungan orang Kristen yang senag membicarakan teologi. Semula ia dipercaya untuk mengajar dilingkungan pemerintah, bani umayah menolak. Kemudian al-jaat lari kekufah dan disana ia bertemu dengan jahm, serta mentransfer pikiranya kepada jahm untuk dikembangkan dan disebatkan.
Dokrin pokok ja’ad secara umum sama ddengan jahm, yaitu:
1)      Al-quran itu adalah mahluk, oleh karena itu dia baru sesuatu yang baru itu tidak dapat disifatkan kepada allah.
2)      Alah tidak memiliki sifat yang serupa dengan mahlukya, seperti berbicara, melihat, dan mengegar.
3)      Manusia terpaksa oleh allah dalam segala-galanya.[9]
Kedua tokoh diatas termasuk pada golongan jabariyah aksterim, dan adapun perbedaan yang paling siknipikan dari kedua golongan tersebut terletak pada pendapat tentang perbuatan manusia itu. Kelompok ekstrim memandang bahwa manusia mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan, manusi dalam perbuatan-perbuatanya adalah dipaksa dengan tidak ada kekuasaan, kemauan dan pilihan baginya.[10] Sedangkan menurut kaum moderen, tuhan memang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun baik, tetapi manusia mempunyai efek untuk mewujidkan perbuatanya.
Yang termasuk pemuka jabariyah moderat adalah:
a)      An-najar
Nama lengkapnya adalah Husain bin muhamad an-najjar (wafat) 230 H para pengikutnya disebut an-najjariyah atau al-husainiyah. Diantara pendafat-pendaftnya adalah:
1)      Tidak semua perbuatan manusia bergantung kepada tuhan secara mutlak artinya tuhan lah yang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan itu positif maupun negative. Tetapi dalam melakukan perbuatan itu, manusia mempunyai andil. Daya yang diciptakan dalam diri manusia mampu melakukan perbuatan itu. Daya yang diproleh untuk mewujudkan perbuatan-perbuatan inilah yang disebut dengan kasb/acquisition.[11]
2)      Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat. Akan tetapi, an-najjar menyatakan bahwa tuhan dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat tuhan.[12]

b)      Adh-dhirar
Nama lengkapnya adalah dhirar bin amr. Pendapatnya tentang perbuatanya sama degengan husein an-najjar, yakni bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang digerakkan dalang, manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatanya dan tidak semata-mata dipaksa dalam melakukan perbuatanya. Secara tegas, dhirar mengatakan bahwa satu perbuatan dapat ditimbulakan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya perbuatan manusia tidak hanya ditimbulkan oleh tuhan, tetapi juga oleh manusia itu sendiri. Manusia turut berperan dalam mewujudkan perbuatan-perbuatanya.
C. Analisis tentang jabariyah
            penjelasan yang tidak sedikitmengenai jabariyah diatas, memunculkan inspirsi untuk membicarakan jabariyah lebih dalam lagi. Hal pertama yang akan menjadi focus utama pembicaraan adalah mengenai iktiqal jabariyah tentang penyerahan totalitas dalam qada dan qadar kepada tuhan.
            Apakah buruknya orang yang berpegang kepada iqtiqal jabariyah ini? Secara tidak langsung, dalam iqtikal ini mereka telah menuduh allah. Tanpa kesadaran, dia telah menuduh allah, seolah-oleh dia itu jahat dan zalim. Kepada umatnya. Umpamanya, kalau seorang itu miskin dan kemudian dia menqiktikalkan bahwa manusia ini tidak ada usaha dan ikhtiar, karena miskin itu sudah ditentukan kepada sudah ditentukan kepada dirinya oleh qada dan qhadar tuhan, dan manusia ini terpaksa tunduk saja kepada kuasa-nya, maka seolah-olah telah menuduh bahwa alllah hal yang telah memiskinkan dia, atau allah lah yang telah menyusahkan dia. Dia tidak ada usaha dan ikhtiar untuk terlepas dari kemiskinan dan kesusahan tersebut.[13]
            Apakah bukti bahwa kebanyakan manusia ini berpegang kepada iqtikad jabariyah dari segi sikap, perbuatan dan tuturkatanya walaupun ia mengkaji dan kitabnya adalah kitab dan pelajaran ahli sunah waljamaah?
            Itu membuktikanya, coba kita Tanya seseorang yang ditimpa kemiskinyan tentang megapa dia miskin, nanti dia akan menjawab, apa boleh buat, sudah taqdir allah” artinya, dia telah menuduh allah memiskankanya. Semua manusia telah terjebak kepada jabariyah. Padahal dia belajar iqtikal ahli sunnah wal jamaah.
             Tepapi dari kata-katanya, dia telah menunjukan seolah-olah tidak ada pilihan untuk dirinya. Artinya, apa saja yang telah menimpa dirinya, itulah yang telah ditentukan oleh allah.Akan tetapi keseimbangan dari analisis diatas, bahwa mempercayai takdir tidak identik dengan mempercayai paham jabariyah, semuanya akan menjadi demikian itu hanya apabilah kita tidak memberikan perana apapun kepada manusia dalam menciptakan perilakunya sendiri, yakni dengan menyerahkan bulat-bulat kepada taqdir. Padahal sunguh tak dapat diterima apabilah kita mengatakan bahwa allah SWT melakukan segala sesuatu tanpa perantara.
            Qadha dan qadar tidak memiliki arti lain kecuali terbinanya system sebab akibat umum atas dasar pengetahuan dan kehendak ilahi. Diantara konsekuensi penerimaan teorikausal dan kemestian terjadinya akibat pada saat adanya  penyebab, serta keaslian hubungan antar keduanya, ialah bahwa kita harus mengatakan bahwa nabi setiap yang telah terjadi berkaitan dengan sebab-sebab yang mendahuluinya.
            Dari makna ini, kita berani mengatakan bahwa ucapan yang menyebutkan bahwa kepercayaan jabariyah berasal dari kepercayaan kepada qadha dan qodar ilahi, sunguh merupakan puncak kebodohan. Oleh sebab itu, wajiblah kita menyangah kepercayaan seperti ini agar terlepas dari kesimpulan tersebut.
            Pandangan sekilas tentang indikasi-indikasi paham jabariyah, merupajkan repleksi dari kehidupan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung. Sengaja ataupun tidak berpulang kepada tawakal atau kepasrahan kepada tuhanya. Hal ini menimbulkan ketenangan tersendiri setelah adanya usaha ataupun iktiar yang dilakukan oleh seorang hamba.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulas sebagai berikut:
Paham jabariyah adalah menghilankan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyadarkan perbuatan tersebut kepada allah SWT. Took pemikiran adalah al-ja’ad ibn dirham. Aliran jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatanya itu dalam keadaan terpaksa. Jabariyah nampaknya memperlihatkan paham yang saling bertentangan sekalipun mereka sama-sama berpegang pada al-quran. Hal ini menunjukan betapa terbukanya kemungkinan perbedaan pendapat dalm islam.
B. Saran
setelah membaca makala ini diharapkan agar mahasiswa dapat mengenal paham-paham yang ada dalam ajaran islam. Dan bahwasanya setiap paham itu memilikim dalil tersendiri dari al-quran. Sehinga diharapkan kita tidak mudah mengkafirkan paham yang lain. Perbedaan paham itu semata-mata hanyalah karena perbrdaan pemahaman dalam menafsirkan al-quran.


                                                                                            






DAFTAR  PUSTAKA

Echol, M jhon. 2006. Kamus inggris Indonesia. Pt gramedia, Jakarta
Nata, Abuddin. 1995. Ilmu kalam. Pt raja grapindo persada, Jakarta
Nasution, harun. 1986. Teologi islam aliran-aliran sejarah analisa perbandingan. Uin press, Jakarta
Nasir, A sahiludin. 1991. Pengantar ilmukalam, raja wali, Jakarta
Anwar, rosihon. 1997.  Ilmu kalam, pt raja grapindo, bandung
Hanafi, muhamad. 1992. Teologi islam, pustaka al-husna, Jakarta
Thakhir, taib. 1980. Ilmu kalam. Penerbit wijaya, Jakarta
Nasir, sahilun A. 1994. Pengantar ilmu kalam, raja grapindo persada, Jakarta











[1] Jhon M. echols, kamus inggris Indonesia, (cet, xxviii, Jakarta:gramedia,2006), hlm. 234 dan 443.
[2] Abudin nata, M.A, ilmu kalam, filsafat , dan tahsauf , (Jakarta: PT raja grafindo persada,1995), hm 40
[3] Harun nasution, teologi islam aliran-aliran sejarah anaisa sejarah aliran analisa perbandingan , (cet, V, Jakarta: UI  press , 1986), hlm 32.
[4] Harun nasution, teologi islam aliran-aliran sejarah analisa perbandingan , (cet, V Jakarta :UI press, 19986) hlm 32.
[5] Ibid hlm 33
[6] Rosihon anwar, ilmu kalam …..hlm 4-65
[7] Rosihon anwar, ilmu kalam ….hlm67
[8] M. hanafi, theology islam, (jhakarta:pustaka al-husna,1992), hlm.58.
[9] Harun nasution, teologi islam….hlm 34
[10] Opcit hlm 68
[11] Sahilun nasir A, pengantar ilmukalam. (Jakarta: raja grafindo persada. 1994)
[12] ibid
[13] ibid

1 komentar:

  1. If you're looking to lose weight then you certainly need to start following this totally brand new personalized keto meal plan.

    To produce this keto diet service, licensed nutritionists, fitness couches, and cooks united to produce keto meal plans that are productive, decent, money-efficient, and delightful.

    Since their launch in January 2019, thousands of individuals have already transformed their figure and well-being with the benefits a professional keto meal plan can give.

    Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-certified ones offered by the keto meal plan.

    BalasHapus